PROFIL PENDIDIKAN SUMATERA SELATAN

PROFIL PENDIDIKAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN

Sumber: www.sumsel.go.id

1. Keadaan Nonpendidikan

1.1. Sejarah

Provinsi Sumatera Selatan sejak abad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya. Pada abad ke-7 sampai ke-12 Masehi, wilayah ini merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Sejak abad ke-13 sampai ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan sehingga digunakan sebagai markas bajak laut dari mancanegara. Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang. Kesultanan ini berkuasa sampai datangnya kolonialisme barat dan Jepang. Ketika masih berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.

1.2. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi Sumatera Selatan pada tahun 2008 adalah bersatu, lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing global dengan menerapkan otonomi daerah secara murni dan konsekuen.

Misi Sumatera Selatan ada empat, yaitu 1) meningkatkan kinerja pemerintahan daerah ke arah realitas kepemerintahan yang baik untuk memacu kerja sama dan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha; 2) mengoptimalkan pembangunan potensi berbagai sumber daya secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan guna meningkatkan daya saing Sumatera Selatan terhadap pasar regional, nasional, dan internasional; 3) meningkatkan pengembangan bidang-bidang unggulan guna mempercepat pengembangan industri serta peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah; dan 4) meningkatkan kemandirian kabupaten/kota melalui penguatan kemampuan pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.

Tujuannya ada lima, yaitu 1) menjadikan Sumatera Selatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Sumatera bagian selatan yang kondusif bagi ketertiban dan stabilitas regional maupun nasional; 2) memacu kepariwisataan daerah yang mengangkat harkat sosial budaya lokal sehingga menjadi sumber pendapatan masyarakat dan daerah yang semakin dapat diandalkan; 3) mempercepat pertumbuhan agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah produk dan nilai pendapatan masyarakat; 4) mengangkat sumber daya energi dan migas untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik daerah serta untuk menunjang percepatan pembangunan wilayah secara berkelanjutan; dan 5) memajukan sistem perdagangan yang mendorong peran aktif masyarakat dalam memperbesar intensitas dan volume perdagangan lintas kabupaten atau lintas provinsi dan perdagangan antarpulau ataupun ekspor impor.

Lambang: Visi Provinsi Sumatera Selatan

1.3. Keadaan Umum

Batas wilayah provinsi Sumatera Selatan di sebelah utara berbatasan dengan provinsi Jambi, sebelah timur berbatasan dengan Selat Bangka dan Provinsi Kepulauan Bangka dan Belitung, sebelah selatan berbatasan dengan provinsi Lampung dan sebelah barat berbatasan dengan provinsi Bengkulu.

Daerah tersebut dilalui beberapa sungai-sungai yang terkenal dengan sebutan Batanghari sembilan, di antaranya adalah sungai Musi, sungai Komering, sungai Ogan, sungai Lematang, sungai Lakitan, sungai Rupit, sungai Rawas, dan sungai Kelingi. Kebanyakan sungai tersebut bermata air di Bukit Barisan, kecuali sungai Mesuji, sungai Lalan, dan sungai Banyuasin. Sungai Ogan, sungai Komering, sungai Lematang, sungai Kelingi, sungai Lakitan, sungai Rupit, dan sungai Rawas merupakan anak sungai Musi. Di samping sungai, provinsi Sumatera Selatan juga memiliki beberapa danau, di antaranya danau Ranau dan danai Teluk Gelam.

1.4. Administrasi Pemerintah daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32, Tahun 2004, pemerintah daerah merupakan koordinator semua instansi sektoral dan kepala daerah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan dan pengembangan wilayahnya. Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 10 kabupaten dan 4 kota yang terdiri atas 149 kecamatan dan yang terbagi ke dalam 343 kelurahan dan 2.421 desa (termasuk 776 desa tertinggal atau 28,08 persen).

Jumlah penduduk provinsi Sumatera Selatan sebesar 6.755.582 orang yang tersebar di 14 kabupaten/kota dengan luas wilayah 87.017,42 km2 sehingga kepadatan penduduk per km2 adalah 78 orang. Penduduk yang terbesar adalah kota Palembang (1.332.845 orang) sedangkan yang terkecil adalah kota Pagar Alam (116.163 orang). Luas luas wilayah yang terbesar terdapat di kabupaten Ogan Komering Ilir (16.905,32 km2) dan yang terkecil adalah kota Palembang (374,03 km2).

Berdasarkan rata-rata kepadatan provinsi sebesar 78 km2 maka kepadatan terbesar terjadi di kota Palembang (3.537 km2) sedangkan kepadatan terkecil terjadi di kabupaten Musi Banyuasin. Sebanyak lima kabupaten, yaitu Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Rawas, OKU Selatan, dan Banyuasin memiliki kepadatan lebih rendah daripada rata-rata provinsi, masing-masing adalah 32, 39, 39, 55, dan 60 per km2 sedangkan 9 kabupaten/kota lainnya memiliki kepadatan lebih besar dari rata-rata provinsi.

Tabel 1

Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk Tiap Kabupaten/Kota

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006

No.

Kabupaten

Penduduk

Luas Daerah

Kepadatan (Km2)

1

Kota Palembang

1.332.845

374,03

3.563

2

Musi Banyuasin

467.723

14.477,00

32

3

OKI

660.555

16.905,32

39

4

OKU

287.327

2.917,60

98

5

Muara Enim

633.875

8.587,94

74

6

Lahat

554.061

6.632,50

84

7

Musi Rawas

470.230

12.134,57

39

8

Kota Prabumulih

131.336

421,62

312

9

Kota Pagar Alam

116.163

579,16

201

10

Kota Lubuk Linggau

176.114

419,80

420

11

Banyuasin

734.414

12.142,74

60

12

Ogan Ilir

357.082

2.666,09

134

13

OKU Timur

547.318

3.356,04

163

14

OKU Selatan

296.539

5.403,01

55

Jumlah

6.765.582

87.017,42

78

Sumber: Profil Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2006/2007

Grafik 1

Kepadatan Penduduk Tiap Kabupaten/Kota

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006

1.5. Demografi

Jumlah penduduk provinsi Sumatera Selatan adalah 6.755.582 orang. Dari jumlah tersebut, 409.790 orang (6,07 persen) berusia 4-6 tahun, 1.008.863 orang (12,62 persen) berusia 7-12 tahun, 436.113 orang (6,46 persen) berusia 13-15 tahun, dan 424.923 orang (6,29 persen) berusia 16-18 tahun sedangkan usia lainnya adalah 4.632.103 orang (68,57 persen). Penduduk provinsi Sumatera Selatan setiap tahun bertambah 1,92 persen.

Grafik 2

Proporsi Penduduk Usia Sekolah

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006

Tingkat pendidikan penduduk dirinci menjadi 9 kategori sebagai berikut 1) tidak/belum pernah sekolah sebanyak 618.817 orang (9,16 persen), 2) tidak/belum tamat SD sebanyak 2.097.733 orang (31,05 persen), 3) tamat SD sebanyak 2.292.863 orang (33,94 persen), 4) tamat SMP sebanyak 820.153 orang (12,14 persen), 5) tamat SMA sebanyak 576.053 orang (8,53 persen), 6) tamat SMK sebanyak 175.562 orang (2,60 persen), 7) tamat Diploma I dan II sebanyak 25.786 orang (0,54 persen), 8) tamat Sarjana sebanyak 78.219 orang (1,16 persen) dan 9) lainnya sebanyak 33.996 orang (0,50 persen).

Grafik 3

Tingkat Pendidikan Penduduk

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006

1.6. Geografi

Faktor geografi mencakup keadaan alam dan sumber daya alam (SDA). Keadaan alam meliputi dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga menyebabkan musim kemarau. Sebaliknya, pada bulan Desember sampai Maret, arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti itu setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-November. November merupakan bulan dengan curah hujan yang paling banyak. Suhu provinsi Sumatera Selatan menunjukkan variasi 24,60 sampai 270 Celsius sedangkan kelembabannya bervariasi antara 75 sampai 87 R.H.

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan antara 9/7-492/23 mm sepanjang tahun. Setiap bulannya, hujan cenderung turun. Di pantai Timur tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegitasinya berupa tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau). Makin ke barat merupakan dataran rendah yang bergunung-gunung.

SDA yang terkandung di daratan, sungai maupun laut merupakan potensi ekonomi yang besar. SDA yang menjadi andalan adalah minyak bumi, perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kopi, batubara, pertanian, perikanan, peternakan, flora dan fauna. SDA yang sedang digalakkan sebagai sumber energi alternatif adalah batubara.

1.7. Ekonomi

Pendapatan asli daerah (PAD) Sumatera Selatan sebesar Rp 289.634.625,00 dengan penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) sebesar Rp232.365.405,00 dan rata-rata pendapatan per kapita sebesar Rp6.928.617,00 sedangkan upah minimum regional (UMR) sebesar Rp460.000,00. Jenis komoditi ekspor selama ini yang terdaftar di Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan adalah perkebunan, minyak dan gas bumi, batubara, industri, pertanian dan peternakan.

Grafik 4

Keadaan Ekonomi (PAD, PBB, Per Kapita, dan UMR)

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006

Keterangan: Khusus UMR dalam rupiah, lainnya dalam ribu rupiah

Mata pencaharian penduduk terbesar adalah di sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan (61,21 persen), perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel sebesar 12,37 persen, bangunan sebesar 3,09 persen, listrik, gas, dan air sebesar 0,88 persen, industri pengolahan sebesar 3,92 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 0,80 persen, pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi sebesar 6,18 persen, keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan tanah, dan jasa perusahaan sebesar 3,09 persen dan jasa-jasa lainnya sebesar 8,45 persen.

Grafik 5

Mata Pencaharian Penduduk menurut Sektor

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006

1.8. Sosial Budaya dan Agama

Adat istiadat yang sampai sekarang hidup di kalangan masyarakat adalah memegang teguh pada ajaran leluhur (nenek moyang) dan cenderung lambat dalam menerima modernisasi. Dari sejumlah penduduk, yang beragama Islam yang terbesar (96,97 persen), Protestan sebesar 0,78 persen, katholik sebesar 0,76 persen, Hindu sebesar 0,53 persen dan Budha sebesar 0,95 persen. Untuk mengamalkan ibadahnya, pemeluk agama itu didukung oelh 5.527 mesjid dan mushalla, 168 gereja, 144 pura, dan 66 vihara.

2. Keadaan Pendidikan

Bahasan tentang keadaan pendidikan akan dirinci menurut tiga jenis, yaitu 1) data pendidikan, 2) indikator pendidikan, dan 3) analisis indikator. Ketiga jenis bahasan tersebut menggunakan 4 jenjang pendidikan, yaitu 1) Taman Kanak-kanak (TK), 2) tingkat Sekolah Dasar (SD) yang terdiri dari SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), 3) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terdiri dari SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 4) tingkat Sekolah Menengah (SM) yang terdiri dari Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk selanjutnya, yang dimaksud tingkat SD adalah SD dan MI, tingkat SMP adalah SMP dan MTs, dan tingkat SM adalah SMA, MA, dan SMK.

2.1. Data Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan terdapat 8 jenis pendidikan persekolahan, yaitu 1) TK, 2) SD, 3) MI, 4) SMP, 5) MTs, 6) SMA, 7) MA, dan 8) SMK. Dari sejumlah sekolah tersebut, SD (4.476) merupakan sekolah yang terbanyak diikuti SMP, TK, MI, SMA, MTs, SMK, dan MA. Jumlah sekolah yang terkecil adalah MA (133). Seperti jenis sekolah di daerah lainnya, ternyata makin tinggi jenjang pendidikan makin sedikit jumlah sekolahnya jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang lebih rendah.

Data pendidikan yang dimaksud di atas disajikan pada Tabel 2 dan 3. Berdasarkan data yang ada pada tahun 2005/2006, jumlah TK sebesar 817 sekolah, siswa baru sejumlah 13.640, siswa seluruhnya sejumlah 39.951 orang, dan lulusan 17.835 orang. Data pada SD dan MI sejumlah 4.904 sekolah, siswa baru tingkat I sejumlah 175.332, siswa seluruhnya sejumlah 959.248, dan lulusan sejumlah 136.550. Data pada SMP dan MTs sejumlah 1.254 sekolah, siswa baru tingkat I sejumlah 116.191, siswa seluruhnya sejumlah 325.987, dan lulusan sejumlah 116.432. Data pada SMA, SMK, dan MA sejumlah 657 sekolah, siswa baru tingkat I sejumlah 80.491, siswa seluruhnya sejumlah 210.154, dan lulusan sejumlah 72.504.

Tabel 2

Siswa Baru Tingkat I, Siswa, Lulusan, dan Guru

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

No.

Jenis

Sekolah

Siswa Baru

Tk. I

Siswa

Lulusan

Guru

1.

TK

13.640

39.951

17.835

3.387

2.

SD+MI

173.975

959.248

136.925

34.488

a. SD

162.188

903.189

128.502

31.538

b. MI

11.787

56.059

7.423

2.950

3.

SMP+MTs

120.348

325.987

96.183

24.811

a. SMP

102.308

277.720

82.742

20.151

b. MTs

18.040

48.267

13.441

4.660

4.

SM+MA

85.128

212.845

67.110

17.433

a. SMA

56.292

152.919

47.877

9.982

b. MA

7.327

20.067

5.885

2.495

c. SMK

21.509

41.859

14.348

4.956

Sumber: Profil Pendidikan Tahun 2006/2007, Provinsi Sumatera Selatan

Bila dibandingkan antara siswa SD dan MI yaitu 903.189 dan 56.059 maka jumlah siswa SD 16 kali lebih besar daripada siswa MI. Hal ini juga disebabkan karena jumlah SD juga lebih besar daripada MI (4.310 dan 428 sekolah). Selanjutnya, jika dibandingkan antara siswa SMP dan MTs yaitu 277.720 dan 48.267 maka jumlah siswa SMP hampir 6 kali dari siswa MTs.

Bila dibandingkan antara siswa SMA dengan SMK yaitu 152.919 dan 41.859, ternyata jumlah siswa SMA 3,5 kali lebih besar dibandingkan dengan SMK. Demikian juga, jumlah SMA lebih besar 2,9 kali dari jumlah SMK (418 dan 135 sekolah). Hal ini menunjukkan minat siswa bersekolah di SMA lebih besar dibandingkan dengan SMK atau masalah lain karena SMK hanya ada 135 sehingga siswa pilihan menjadi berkurang dibandingkan dengan SMA. Dari segi masyarakat, kelihatannya terdapat perbedaan antara orang tua yang menyekolahkan anaknya ke SMA atau SMK. Sesuai dengan banyaknya siswa yang ada, lulusan SMA juga lebih banyak yaitu 47.877 jika dibandingkan dengan lulusan SMK yaitu 14.348. Selain itu, walaupun jumlah MA (135) hampir sama dengan SMK, siswa SMK 2 kali lebih besar daripada MA (20.067).

Grafik 6

Siswa Baru Tingkat I, Siswa, dan Lulusan menurut Jenjang Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

Selanjutnya, bila dibandingkan antara jumlah siswa SMA dan MA dengan SMK maka jumlah siswa SMA dan MA sebesar 80,2 persen dan SMK sebesar 19,8 persen. Oleh karena itu, jika kebijakan pemerintah mengharuskan jumlah siswa SMK lebih besar daripada SMA dan MA maka untuk provinsi Sumatera Selatan akan sulit dapat dicapai karena kondisi sekarang sangat jauh berbeda. Apalagi jika diharuskan mencapai 70:30 artinya SMK sebesar 70 persen dan SMA dan MA sebesar 30. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin terjadi walau dengan kebijakan sekali pun.

Untuk menampung sejumlah siswa TK (39.351), tersedia 817 sekolah dan ruang kelas 2.457 serta kelas sejumlah 2.432 sehingga terdapat 25 ruang atau 1,01 persen ruang kelas yang ada belum digunakan. Sebaliknya, untuk siswa di SD dan MI (959.248) ditampung oleh sejumlah 4.904 sekolah dan 31.450 ruang kelas dengan kelas sejumlah 35.097 sehingga terdapat 3.647 ruang atau 11,6 persen ruang kelas yang ada digunakan lebih dari sekali. Kondisi ini menunjukkan kurangnya jumlah ruang kelas di SD dan MI yang lebih dari 10 persen. Oleh karena itu, perlu perhatian lebih lanjut dalam penambahan ruang kelas di SD dan MI karena SD dan MI termasuk dalam program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.

Tabel 3

Sekolah, Ruang Kelas, dan Kelas menurut Jenis Sekolah

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

No.

Jenis

Sekolah

Sekolah

Ruang

Kelas

Kelas (Rom-bongan Belajar)

1.

TK

817

2.457

2.432

2.

SD+MI

4.904

31.450

35.097

a. SD

4.476

29.033

32.671

b. MI

428

2.417

2.426

3.

SMP+MTs

1.254

10.577

10.771

a. SMP

905

9.125

9.124

b. MTs

349

1.452

1.647

4.

SM+MA

657

6.314

6.968

a. SMA

389

4.108

4.652

b. MA

133

664

675

c. SMK

135

1.542

1.641

Sumber: Profil Pendidikan Tahun 2006/2007, Provinsi Sumatera Selatan

Hal yang sama untuk menampung siswa SMP dan MTs (325.987), tersedia 1.254 sekolah dan ruang kelas sejumlah 10.577 dengan jumlah kelas sejumlah 10.771 sehingga terdapat 194 ruang atau 1,83 persen ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali untuk kegiatan belajar mengajar. Kondisi ini menunjukkan kurangnya jumlah ruang kelas di SMP dan MTs walaupun kurang dari 2 persen. Namun, karena SMP dan MTs termasuk dalam program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun maka kekurangan tersebut hendaknya dapat dipenuhi.

Untuk menampung siswa SMA, MA, dan SMK (210.154), tersedia sejumlah 657 sekolah dan ruang kelas sejumlah 6.314, dengan jumlah kelas sejumlah 6.968 sehingga terdapat 654 ruang kelas atau 10,36 persen yang digunakan lebih dari sekali untuk kegiatan proses belajar mengajar. Kondisi ini menunjukkan kurangnya jumlah ruang kelas di SM dan MA karena sudah lebih dari 10 persen. Dalam rangka meningkatkan pemerataan pendidikan maka kekurangan 10 persen itu hendaknya diperhatikan oleh pemerintah setempat.


Grafik 7

Sekolah, Ruang Kelas, dan Kelas menurut Jenjang Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

Tabel 4

Jumlah Guru menurut Kelayakan Mengajar dan Jenis Sekolah

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

Jenis

Tak Layak

Layak

Jumlah

No.

Sekolah

Jml

%

Jml

%

1.

TK

2.130

82.88

440

17.12

2.570

2.

SD+MI

33.924

98.36

564

1.64

34.488

a. SD

31.131

98.71

407

1.29

31.538

b. MI

2.793

94.68

157

5.32

2.950

3.

SMP+MTs

9.250

37.28

15.561

62.72

24.811

a. SMP

6.357

31.55

13.794

68.45

20.151

b. MTs

2.893

62.08

1.767

37.92

4.660

4.

SM+MA

4.759

27.30

12.674

72.70

17.433

a. SMA

1.634

16.37

8.348

83.63

9.982

b. MA

660

26.45

1.835

73.55

2.495

d. SMK

2.465

49.74

2.491

50.26

4.956

Sumber: Profil Pendidikan Tahun 2006/2007, Provinsi Sumatera Selatan

Jumlah guru menurut kelayakan mengajar dapat dilihat pada Tabel 4. Jumlah guru layak yang terbaik terdapat di tingkat SM sejumlah 72,70 persen dan di tingkat SMP sejumlah 62,72 persen sedangkan guru layak yang terkecil terdapat di SD sejumlah hanya 1,64 persen. Kecilnya guru layak di tingkat SD karena adanya perbaikan kualifikasi bahwa guru tingkat SD yang layak adalah mereka yang memiliki ijazah Sarjana/S1 atau Diploma 4. Sebaliknya, guru yang tidak layak mengajar di tingkat SD menunjukkan angka yang paling besar yaitu 98,36 persen dan yang terendah adalah tingkat SM yaitu 27,30 persen. Kondisi kelayakan mengajar ini menggunakan Undang-Undang Nomor 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Guru yang mengajar di TK sejumlah 2.570 di antaranya adalah 2.130 orang (82,88 persen) tidak layak mengajar dan 440 orang (17,12 persen) layak mengajar. Guru yang mengajar di SD dan MI sejumlah 34.488 di antaranya adalah 33.924 orang (98,36 persen) tidak layak mengajar dan 564 orang (1,64 persen) layak mengajar. Guru yang mengajar di SMP dan MTs sejumlah 24.811 di antaranya adalah 9.250 orang (37,28 persen) tidak layak mengajar dan 15.561 orang (62,72 persen) layak mengajar. Guru yang mengajar di SMA, SMK dan MA sejumlah 17.433 orang adalah 4.759 orang (27,30 persen) tidak layak mengajar dan 12.674 orang (72,70 persen) layak mengajar.

Berdasarkan ruang kelas yang terdapat pada Tabel 5, ternyata semua sekolah memiliki ruang kelas yang rusak berat. Dengan kondisi seperti ini berarti, semua sekolah masih membutuhkan rehabilitasi atau revitalisasi ruang kelas walaupun dengan jumlah yang bervariasi.

Tabel 5

Jumlah Ruang Kelas Milik menurut Kondisi dan Jenis Sekolah

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

Jenis

Baik

Rusak Ringan

Rusak Berat

Jumlah

No.

Sekolah

Jml

%

Jml

%

Jml

%

Milik

1.

TK

2.135

86.89

209

8.51

113

4.60

2.457

2.

SD+MI

14.109

44.86

9.361

29.76

7.980

25.37

31.450

a. SD

13.139

45.26

8.506

29.30

7.388

25.45

29.033

b. MI

970

40.13

855

35.37

592

24.49

2.417

3.

SMP+MTs

8.895

84.10

1.250

11.82

432

4.08

10.577

a. SMP

7.965

87.29

901

9.87

259

2.84

9.125

b. MTs

930

64.05

349

24.04

173

11.91

1.452

4.

SM+MA

5.738

90.88

397

6.29

179

2.83

6.314

a. SMA

3.853

93.79

186

4.53

69

1.68

4.108

b. MA

418

62.95

146

21.99

100

15.06

664

c. SMK

1.467

95.14

65

4.22

10

0.65

1.542

Sumber: Profil Pendidikan Tahun 2006/2007, Provinsi Sumatera Selatan

Ruang kelas yang baik terbesar dimiliki oleh tingkat SM yaitu 5.738 (90,88 persen) dan yang terkecil terdapat pada tingkat SD yaitu 14.109 (44,86 persen). Sebaliknya, ruang kelas rusak berat yang terbesar juga terdapat di tingkat SD yaitu 7.980 (25,37 persen) dan yang terkecil juga terdapat di tingkat SM yaitu 179 (2,83 persen). Dengan melihat kondisi seperti ini maka makin tinggi jenjang pendidikan kelihatannya prasarana yang digunakan makin bagus kualitasnya. Hal ini akibat letak sekolah tingkat SM yang kebanyakan berada di daerah perkotaan atau daerah yang mudah dijangkau.

Berdasarkan data ruang kelas tersebut maka untuk TK terdapat 2.457 ruang kelas dan 2.135 ruang (86,89 persen) dalam kondisi baik, 209 ruang (8,51 persen) rusak ringan, dan 113 (4,60 persen) rusak berat. Untuk SD dan MI sejumlah 31.450 ruang, ternyata 14.109 ruang (44,86 persen) dalam kondisi baik, 9.361 ruang (29,76 persen) dalam kondisi rusak ringan, dan 7.980 ruang (25,37 persen) dalam kondisi rusak berat. Untuk SMP dan MTs sejumlah 10.577 ruang, ternyata 8.895 ruang (84,10 persen) dalam kondisi baik, 1.250 ruang (11,82 persen) dalam kondisi rusak ringan dan 432 ruang (4,08 persen) dalam kondisi rusak berat. Untuk SM dan MA sejumlah 6.314 ruang, ternyata 5.738 ruang (90,88 persen) dalam kondisi baik, 397 ruang (6,29 persen) dalam kondisi rusak ringan, dan 179 ruang (2,83 persen) dalam kondisi rusak berat.

2.2. Indikator Pendidikan

Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan yang terdiri dari 3 kebijakan besar, yaitu 1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan, 2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan, dan 3) akuntanbilitas dan pencitraan publik. Untuk menerapkan ketiga kebijakan besar tersebut maka indikator pendidikan yang digunakan juga dibagi menjad 3 jenis, yaitu 1) indikator pemerataan, 2) indikator mutu, dan 3) indikator efisiensi.

Indikator pemerataan pendidikan yang digunakan ada 5 jenis, yaitu 1) angka partisipasi kasar (APK), 2) angka penyerapan kasar (ASK) khusus TK dan SD dan angka melanjutkan (AM) untuk SMP dan SM, 3) rasio siswa per sekolah (R-S/Sek), 4) rasio siswa per kelas (R-S/K), dan 5) rasio kelas per ruang kelas (R-K/RK).

Indikator mutu pendidikan yang digunakan ada 6 jenis dilihat dari segi sumber daya manusia dan prasarana, yaitu 1) persentase guru layak (%GL), 2) persentase ruang kelas baik (%RKb), 3) persentase perpustakaan (%Perpus), 4) angka lulusan (AL), 5) angka mengulang (AU), dan 6) angka putus sekolah (APS).

Indikator efisiensi pendidikan yang digunakan ada 4 jenis dilihat dari internal pendidikan, yaitu 1) koefisien efisiensi (KE), 2) angka bertahan (AB), 3) rata-rata lama belajar (RLB), dan 4) rasio masukan-keluaran (RMK)

a. Indikator Pemerataan

Untuk melihat partisipasi penduduk yang bersekolah digunakan alat ukur yang disebut APK. APK adalah perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah penduduk yang berkesesuaian (Biro Perencanaan, 2002). Untuk TK digunakan penduduk usia 4-6 tahun, untuk tingkat SD digunakan penduduk usia 7-12 tahun, untuk tingkat SMP digunakan penduduk usia 13-15 tahun dan untuk tingkat SM digunakan penduduk usia 16-18 tahun. Makin tinggi nilai APK berarti makin banyak penduduk yang bersekolah. Sebaliknya, makin kecil nilai APK maka makin sedikit penduduk yang bersekolah.

Untuk melihat seberapa banyak penduduk usia sekolah yang dapat diserap di TK dan tingkat SD maka digunakan alat ukur ASK sedangkan untuk melihat siswa yang melanjutkan ke sekolah atau jenjang yang lebih tinggi maka digunakan alat ukur AM. Contoh ASK TK adalah perbandingan antara siswa baru TK dengan penduduk usia 5-6 tahun, ASK tingkat SD adalah antara siswa baru tingkat I tingkat SD dengan penduduk usia 6-7 tahun, AM ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi adalah AM tingkat SMP atau angka melanjutkan ke SMP, dan AM tingkat SM adalah angka melanjutkan ke tingkat SM. AM dapat dihitung dengan menggunakan jumlah siswa baru tingkat I dibagi dengan jumlah lulusan jenjang sebelumnya. AM tingkat SMP dihitung dari jumlah siswa baru tingkat I tingkat SMP dibagi dengan lulusan tingkat SD, AM tingkat SM dihitung dari jumlah siswa baru tingkat I tingkat SM dibagi dengan lulusan tingkat SMP. Makin tinggi nilai AM maka makin banyak lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya, makin kecil nilai AM maka makin sedikit lulusan yang melanjutkan. Idealnya, nilai AM adalah 100 persen berarti semua lulusan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Indikator pemerataan pendidikan lain yang dapat mengukur program pemerataan pendidikan adalah berbentuk rasio dan terdiri dari 3 jenis, yaitu 1) R-S/Sek, 2) R-S/K, dan 3) R-K/RK sesuai dengan jenjang pendidikan.

R-S/Sek adalah perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan. Rasio ini menunjukkan rata-rata siswa setiap sekolah. Makin tinggi rasionya berarti makin padat sekolah yang ada. Sebaliknya, makin kecil rasionya berarti makin tersebar sekolah yang ada. Oleh karena R-S/Sek makin rendah jenjang pendidikan akan makin kecil.

R-S/K adalah perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah kelas sesuai dengan jenis sekolah. Rasio ini menunjukkan rata-rata siswa setiap kelas. Makin tinggi rasionya berarti makin padat kelas yang ada. Sebaliknya, makin kecil rasionya berarti makin menyebar kelas yang ada. Oleh karena R-S/K makin rendah jenjang pendidikan akan makin kecil.

R-K/RK adalah perbandingan antara jumlah kelas dengan jumlah ruang kelas sesuai dengan jenis sekolah. Rasio ini menunjukkan rata-rata ruang kelas yang dapat digunakan oleh kelas. Makin tinggi rasionya berarti makin banyak ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali. Sebaliknya, makin kecil rasionya berarti terdapat ruang kelas yang belum digunakan. Idealnya rasionya adalah 1 berarti setiap ruang kelas hanya digunakan sekali.

Berdasarkan Tabel 6 untuk APK yang ada, ternyata APK tertinggi terdapat di tingkat SD yaitu 108,35 persen dan yang terendah di tingkat SM yaitu 69,48 persen. APK TK adalah 9,75 persen dan APK tingkat SMP adalah 93,18 persen. Tingginya APK di tingkat SD adalah akibat banyaknya siswa berusia di luar 7-12 tahun dan anak usia sekolah dari daerah lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tingkat SD mempunyai kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan tingkat SMP dan SM karena di Provinsi Sumatera Selatan anak yang bersekolah di tingkat SD paling banyak jika dibandingkan dengan tingkat lainnya.

Tabel 6

Indikator Pemerataan Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

No.

Jenjang

APK (%)

ASK/AM (%)

R-S/Sek

R-S/K

R-K/RK

1.

TK

9.75

4.88

49

16

0.99

2.

SD/MI

108,35

67.40

196

27

1.12

3.

SMP/MTs

93,18

85.09

260

30

1.02

4.

SM/MA

69,48

69.13

320

30

1.10

ASK TK sangat kecil yaitu 4,88 persen sedangkan ASK tingkat SD lebih dari separuh penduduk yang ada yaitu 67,40 persen. Lulusan SD dan MI yang melanjutkan ke SMP dan MTs adalah 85,09 persen berarti masih sekitar 15 persen lulusan yang tidak melanjutkan jika lulusan SD dan MI serta SMP dan MTs ada dalam daerah yang sama. Artinya, lulusan SD dan MI bukan berasal dari kabupaten lainnya. Dalam rangka wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun maka kondisi ini harus dapat ditingkatkan menjadi 100 persen. Lulusan SMP dan MTs yang melanjutkan ke SM dan MA lebih kecil daripada lulusan SD dan MI yaitu 69,13 persen. Banyaknya AM tingkat SM akibat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi masa depan anaknya walaupun jumlah sekolah SM (657 sekolah) yang ada kurang mendukung karena sedikit lebih dari separuh SMP dan MTs (1.254 sekolah) yang ada.

Grafik 8

APK dan ASK/AM menurut Jenjang Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

R-S/Sek sangat bervariasi dan yang terpadat terdapat di tingkat SM yaitu 320 dan terjarang terdapat di TK yaitu 49. Bila menggunakan rata-rata nasional yang ditentukan rata-rata TK adalah 60 siswa maka TK di Provinsi Sumatera Selatan hanya didayagunakan 81 persen. Sekolah yang dibangun untuk tingkat SD yang dapat menampung 240 siswa pada kenyataannya belum didayagunakan seluruhnya. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa per sekolah tingkat SD hanya 196 atau 81,5 pesen berarti terjadi ketidakefisien sejumlah 18,5 persen bila 240 dijadikan standar efisiensi sekolah khusus tingkat SD. Bila tingkat SMP menggunakan tipe sekolah C yang memiliki 9 ruang kelas yaitu untuk menampung 360 siswa maka penggunaan ruang kelas tingkat SMP hanya 260 atau hanya mencapai 72 persen. Bila tingkat SM menggunakan asumsi seperti halnya tingkat SMP maka tingkat SM juga belum efisien karena penggunaannya hanya 89 persen. Dengan demikian, dari 4 jenjang pendidikan yang ada maka yang paling efisien adalah SM (320). Selain itu, dapat dikatakan bahwa SM memang sangat kurang sekolahnya sehingga lebih padat siswanya.

R-S/K yang pada saat pembangunan sekolah seharusnya diisi dengan 40 anak, pada kenyataannya juga sangat bervariasi yaitu dari 16 di TK sampai 30 di tingkat SMP dan SM. R-S/K terpadat terdapat di tingkat SMP dan SM yaitu 30 karena tidak menggunakan sistem ruang kelas sedangkan terjarang terdapat di TK yaitu 16. Dengan demikian, efisiensi penggunaan kelas di TK hanya sebesar 82 persen. Untuk tingkat SD, efisiensi penggunaan kelas hanya 70 persen dan di tingkat SMP dan SM masing-masing 76 persen dan 75 persen. Hal ini menunjukkan makin tinggi jenjang sekolah makin efisien dan makin padat yang juga menunjukkan makin kurangnya ruang kelas yang ada (PDIP, 2004).

R-K/RK pada kenyataannya juga sangat bervariasi dari 0,99 di TK sampai 1,12 di tingkat SD. R-K/RK terbesar terdapat di tingkat SD yaitu 1,12 dan tersedikit terdapat di tingkat SMP yaitu 1,02. Di TK masih terdapat 1 persen ruang kelas yang belum digunakan. R-K/RK di tingkat SD yang terbesar berarti masih terdapat 12 persen ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam menampung anak usia sekolah agar dapat bersekolah di tingkat SD dalam rangka wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di tingkar SD. R-K/RK tingkat SMP yang terbaik karena hanya 2 persen ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali kegiatan belajar. Hal ini akibat banyak ruang kelas dibangun rangka program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun khusus tingkat SMP. R-K/RK di tingkat SM sedikit lebih kecil dari tingkat SD yaitu 10 persen ruang kelas yang ada digunakan lebih dari sekali kegiatan belajar. Hal ini perlu dilakukan penambahan ruang kelas dalam menampung lulusan tingkat SMP agar dapat bersekolah di tingkat SM.

b. Indikator Mutu Pendidikan

Untuk dapat melihat mutu pendidikan maka digunakan beberapa ukuran, yaitu persentase guru layak (%GL) dilihat dari sumber daya manusia pendidikan. Guru layak dimaksud adalah guru yang memiliki ijazah sarjana atau S1. Oleh karena itu, %GL dihitung dari guru yang memiliki ijazah sarjana atau S1 ke atas dibandingkan dengan guru seluruhnya dan dinyatakan dalam persentase. Idealnya, %GL adalah 100 persen, artinya semua guru memiliki ijazah Sarjana dan lebih tinggi. Kondisi makin mendekati 100 persen berarti makin baik.

Untuk melihat mutu pendidikan lainnya dapat dilihat dari prasarana yang dimiliki, yaitu persentase ruang kelas baik (%RKb) dan persentase kepemilikan perpustakaan (%Perpus) yang menunjang kegiatan belajar mengajar. %RKb dihitung dari jumlah ruang kelas yang baik dibagi dengan ruang kelas seluruhnya dan dinyatakan dalam persentase. %Perpus dihitung dari jumlah perpustakaan yang dimiliki dibagi dengan jumlah sekolah yang ada dan dinyatakan dalam persentase. Seperti halnya %GL maka %RKb dan %perpus idealnya adalah 100 persen, artinya semua sekolah memiliki ruang kelas yang baik dan memiliki perpustakaan. Kondisi makin mendekati 100 berarti makin baik.

Mutu pendidikan juga dapat dilihat dari internal siswa itu sendiri, yaitu angka lulusan (AL), angka mengulang (AU), dan angka putus sekolah (AL). AL dihitung dari jumlah lulusan dibagi dengan jumlah siswa tingkat tertinggi dan dinyatakan dalam persentase. Seperti halnya %GL dan prasarana maka idealnya AL adalah 100 persen, berarti semua siswa tingkat tertinggi lulus semua dan makin mendekati 100 persen makin baik.

AU dihitung dari jumlah mengulang dibagi dengan jumlah siswa tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase sedangkan APS dihitung dari jumlah putus sekolah dibagi dengan jumlah siswa tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Berbanding terbalik dengan AL, maka AU dan APS idealnya adalah 0 persen, artinya tidak ada siswa yang mengulang dan putus sekolah.

Tabel 7

Indikator Mutu Pendidikan menurut Jenjang Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

No.

Jenjang

%GL

%RKb

%Perpus

AL (%)

AU (%)

APS (%)

1.

TK

17.12

86.89

-

-

-

-

2.

SD/MI

1.64

44.86

8.71

72.55

4.68

0.74

3.

SMP/MTs

62.72

84.10

52.87

94.07

0.79

1.64

4.

SM/MA

72.70

90.88

47.95

95.24

0.59

1.21

Berdasarkan Tabel 7 untuk %GL yang ada, ternyata %GL tertinggi terdapat di tingkat SM yaitu 72,70 persen dan yang terkecil pada tingkat SD yaitu 1,64 persen. Kondisi di tingkat SD ini sangat kecil akibat adanya peningkatan ijazah guru dari Diploma II menjadi sarjana. Dalam rangka mensukseskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun maka peningkatan mutu guru tingkat SD menjadi layak mengajar harus merupakan kebijakan yang diprioritaskan oleh pemerintah, khususnya provinsi Sumatera Selatan. Namun, peningkatan mutu guru lainnya juga harus dilaksanakan karena %GL tertinggi hanya sedikit lebih besar dari 70 persen.

Dalam rangka wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun maka %RKb di tingkat SD tetap yang terkecil, yaitu 44,86 persen sedangkan di tingkat SM yang terbesar, yaitu 90,88 persen. Untuk itu, prioritas rehabilitasi hendaknya dilakukan pada tingkat SD agar program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dapat tercapai sedangkan TK dan tingkat SMP sudah lebih besar dari 80 persen.

Khusus untuk %perpus, AL, AU dan APS maka khusus TK tidak diperoleh datanya sehingga hanya jenjang pendidikan lainnya yang ada. Dalam rangka meningkatkan mutu di tingkat SD, ternyata yang memiliki perpustakaan hanyalah 8,71 persen. Bila mutu tingkat SD akan disamakan dengan tingkat SMP dan SM maka perlu kebijakan khusus dengan memberi prioritas pembangunan perpustakaan pada ingkat SD. Peningkatan mutu yang lebih diprioritaskan pada tingkat SM ternyata khusus %perpus juga hanya 47,95 persen berarti masih kurang dari separuh sekolah yang ada. Kondisi di tingkat SMP lebih baik karena lebih dari separuh sekolah telah memiliki perpustakaan dengan %perpus adalah 52,87 persen.

Grafik 9

% GL dan AL menurut Jenjang Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

AL yang terbesar terjadi di tingkat SM yaitu 95,25 persen dan terkecil pada tingkat SD yaitu 72,55 persen. Dalam rangka wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun maka AL tingkat SD perlu ditingkatkan karena hanya mencapai 70 persen. Hal yang sama untuk AU tingkat SD yang menduduki nilai terbesar (4,68 persen) jika dibandingkan dengan AU tingkat SMP dan AU tingkat SM, juga perlu diberi perhatian khusus sehingga dapat mendukung dalam rangka wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Besarnya AU tingkat SD akibat masih pentingnya siswa bersekolah untuk belajar membaca dan menulis. Sebaliknya, untuk APS tingkat SMP menduduki nilai terbesar (1,64 persen) dibandingkan dengan APS tingkat SM sebesar 1,21 persen sedangkan APS tingkat SD hanya 0,74 persen. Ada dua hal besarnya APS tingkat SMP, yaitu 1) siswa sudah dapat membaca dan menulis sehingga tidak masalah jika putus tingkat SMP dan 2) program wajib belajar pendidikan 9 tahun tidak akan berhasil bila putus tingkat SMP tidak ditangani dengan baik.

Grafik 10

% RKb dan % Perpus menurut Jenjang Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

c. Indikator Efisiensi Internal Pendidikan

Untuk dapat melihat efisiensi internal pendidikan maka digunakan beberapa ukuran, yaitu koefisien efisiensi (KE), angka bertahan (AB), rata-rata lama belajar (RLB) dan rasio masukan-keluaran (RMK). Idealnya untuk KE dan AB adalah 100 persen, berarti tidak ada siswa yang mengulang dan putus sekolah sehingga dari kohort 1.000 siswa akan terjadi 1.000 siswa pula yang lulus. Dengan demikian, bila KE dan AB makin mendekati nilai 100 kondisi sekolah makin efisien. RLB seharusnya untuk tingkat SD adalah 6 tahun karena tingkat SD memiliki 6 tingkat dan bila setiap tahun naik tingkat maka dalam waktu 6 tahun siswa tingkat SD akan lulus. Untuk tingkat SMP dan SM, idealnya RLB adalah 3 tahun karena tingkat SMP dan SM memiliki 3 tingkat. Dengan demikian, RLB makin mendekati 6 atau 3 tahun kondisi sekolah makin efisien. RMK idealnya adalah 1, artinya setiap siswa yang masuk sama dengan siswa yang keluar pada kohort 1.000 siswa. Dengan demikian, RMK makin mendekati nilai 1 kondisi sekolah makin efisien.

Berdasarkan Tabel 8 terdapat 4 jenis indikator efisiensi internal pendidikan. Efisiensi internal ini hanya dapat diberlakukan untuk sekolah yang memiliki sistem tingkat, yaitu tingkat SD, SMP dan SM sehingga untuk TK tidak dapat dilakukan efisiensi internal.

Tabel 8

Indikator Efisiensi Internal Pendidikan menurut Jenjang Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

No.

Jenjang

KE (%)

AB (%)

RLB (th)

RMK

1.

SD/MI

91.55

98.18

6.38

0.91

2.

SMP/MTs

95.98

98.66

3.02

0.95

3.

SM/MA

96.21

98.66

3.01

0.95

Untuk KE, tingkat SM (96,21 persen) yang paling efisien karena memiliki nilai lebih besar dari tingkat SMP (95,98 persen) dan SD (91,55 persen). KE tingkat SD (91,55 persen) paling rendah karena lokasi tingkat SD sudah sangat tersebar dan berada di daerah terpencil yang kadang-kadang sulit dijangkau sehingga wajar jika nilai KE tingkat SD paling kecil. Walaupun nilai KE SD paling kecil ternyata AB untuk tiga jenjang pendidikan itu hampir sama, yaitu sekitar 98 persen. Hal ini berarti walaupun SD kurang efisien jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya, namun dalam siswa bertahan sampai lulus ternyata tidak ada perbedaan antara ketiga jenjang pendidikan tersebut.

RMK tingkat SMP dan SM memiliki nilai paling besar yaitu 0,95 sedangkan tingkat SD yaitu 0,91. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa RMK yang kurang dari 1 karena adanya siswa yang putus sekolah sehingga terjadi perbedaan antara yang masuk dengan yang keluar. Oleh karena RMK tingkat SD yang paling kecil berarti kondisinya paling tidak efisien jika dibandingkan dengan jenjang lainnya.

RLB tingkat SD melebihi 6 tahun (6,38 tahun) karena siswa lulus tidak tetap waktu akibat adanya siswa yang mengulang sehingga terdapat beberapa siswa yang lulus dalam waktu 6 tahun, 7 tahun dan 8 tahun. Hal yang sama untuk tingkat SMP, RLB tingkat SMP melebihi 3 tahun (3,02 tahun) karena terdapat beberapa siswa yang lulus tepat waktu 3 tahun dan ada yang lulus setelah 4 tahun. Demikian pula untuk tingkat SM, RLB tingkat SM melebihi 3 tahun (3,01 tahun) karena terdapat beberapa siswa yang lulus tepat waktu yaitu 3 dan ada yang lulus selama 4 tahun.


Grafik 11

% KE, AB dan RMK menurut Jenjang Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

Catatan: Dalam grafik RMK digambarkan dalam bentuk persen.

Grafik 12

RLB menurut Jenjang Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

2.3. Analisis Indikator

Ketiga indikator pendidikan tersebut di atas digunakan untuk menilai keberhasilan program pembangunan pendidikan. Indikator pemerataan digunakan untuk menilai pemerataan pendidikan yang dapat dicapai, indikator mutu digunakan untuk menilai mutu pendidikan yang dapat dicapai dan indikator efisiensi digunakan untuk menilai efisiensi internal pendidikan. Gabungan dari ketiga indikator tersebut untuk menilai keberhasilan program pembangunan pendidikan.

Oleh karena indikator pemerataan dalam bentuk persentase dan rasio maka dijadikan satu notasi terlebih dahulu dalam bentuk persentase. Untuk itu, 3 jenis rasio dilakukan konversi menjadi persentase. Hal yang sama untuk indikator efisiensi ada yang dalam bentuk persentase dan tahun maka dijadikan satu notasi terlebih dahulu dalam bentuk persentase. Untuk itu, RKM dalam rasio dan indikator RLB yang dalam tahun juga dilakukan konversi menjadi persentase. Untuk jelasnya, terdapat 5 indikator yang harus mengalami konversi seperti disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9

Konversi Masing-masing Indikator

Tahun 2006/2007

Pemerataan

Efisiensi

No.

Indikator

R-S/Sek

R-S/K

R-K/RK

RLB

R-KM

1.

TK

60

20

1

-

-

2.

SD/MI

240

40

1

6

1

3.

SMP/MTs

360

40

1

3

1

4.

SM/MA

360

40

1

3

1

Analisis indikator akan menghasilkan pendidikan yang merata, pendidikan yang bermutu, pendidikan yang efisien, dan pendidikan yang berhasil. Untuk dapat menghasilkan pendidikan yang merata, bermutu dan efisien maka setiap indikator diberikan bobot yang berbeda karena disesuaikan dengan pengukuran yang terpenting atau paling mempengaruhi. Untuk jelasnya, indikator yang diberikan bobot disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10

Bobot Masing-masing Indikator

Tahun 2006/2007

Indikator Pemerataan

No.

Jenjang

APK

ASK/

AM

R-S/Sek

R-S/K

R-K/RK

Jml

1.

TK

0,5

0,2

0,1

0,1

0,1

1,0

2.

SD/MI

0,5

0,2

0,1

0,1

0,1

1,0

3.

SMP/MTs

0,5

0,2

0,1

0,1

0,1

1,0

4.

SM/MA

0,5

0,2

0,1

0,1

0,1

1,0

Indikator Mutu

%GL

%RKb

%Perp

AL

AU

APS

Jml

1.

TK

0,60

0,40

-

-

-

-

1,00

2.

SD/MI

0,40

0,15

0,15

0,20

0,05

0,05

1,00

3.

SMP/MTs

0,40

0,15

0,15

0,20

0,05

0,05

1,00

4.

SM/MA

0,40

0,15

0,15

0,20

0,05

0,05

1,00

Indikator Efisiensi

KE

AB

RLB

RKM

Jml

1.

SD/MI

0,50

0,20

0,15

0,15

1,00

2.

SMP/MTs

0,50

0,20

0,15

0,15

1,00

3.

SM/MA

0,50

0,20

0,15

0,15

1,00

Agar dapat ditentukan analisisnya maka diperlukan standar untuk menentukan kondisi baik atau kondisi tidak baik. Khusus untuk indikator pemerataan maka standar yang digunakan untuk APK, ASK/AM adalah makin tinggi makin baik atau mendekati atau sekitar 100 persen. R-S/Sek digunakan standar makin tinggi makin efisien. R-S/K digunakan standar 20 (khusus TK) dan 40 (SD sampai SM) atau makin tinggi makin efisien. R-K/RK digunakan standar 1 atau makin tinggi makin efisien.

Khusus untuk indikator mutu maka untuk indikator %GL, % RKb, %Perpus, dan AL adalah indikator mutu yang positif sedangkan indikator AU dan APS adalah indikator mutu yang negatif. Oleh karena itu, indikator mutu yang positif makin mendekati 100 makin bermutu sedangkan indikator mutu yang negatif makin mendekati 0 makin bermutu.

Khusus untuk indikator efisiensi maka untuk KE dan AB makin mendekati 100 makin efisien sedangkan RLB makin mendekati 6 (khusus tingkat SD) dan 3 (tingkat SMP dan SM) makin baik sedangkan RKM makin mendekati 1 makin baik.

Nilai untuk pendidikan yang merata adalah penjumlahan 5 jenis indikator pemerataan setelah diberikan bobot. Nilai untuk pendidikan yang bermutu adalah penjumlahan 4 indikator mutu (%GL, %RKb, %Perpus, dan AL) dan dikurangi indikator AU dan APS karena kedua indikator tersebut dianggap negatif atau mengurangi mutu setelah diberikan bobot. Nilai untuk pendidikan yang efisien adalah penjumlahan dari 4 indikator efisiensi internal setelah diberikan bobot.

Setiap jenis indikator ditentukan memiliki sama derajat atau kepentingannya sehingga dapat dijumlahkan menjadi satu nilai. Dengan demikian, nilai keberhasilan program pendidikan merupakan penjumlahan nilai pemerataan, mutu, dan efisiensi kemudian dibagi 3. Kecuali untuk TK karena tidak dapat dihitung indikator efisiensi maka nilai keberhasilan program pendidikan adalah penjumlahan nilai pemerataan dan mutu kemudian dibagi 2. Nilai maksimal untuk masing-masing indikator dan keberhasilan program pembangunan pendidikan adalah 100, kecuali dalam kasus tertentu dapat terjadi lebih dari 100.

Tabel 11 menunjukkan pendidikan yang lebih merata, lebih berkualitas atau lebih efisien antara keempat jenjang pendidikan yaitu TK, tingkat SD, SMP dan SM. Untuk mengetahui mana yang lebih merata, lebih berkualitas, dan lebih efisien dapat dilihat dari besarnya nilai penjumlahan. Dari empat jenjang pendidikan tersebut, pendidikan yang lebih merata ada pada tingkat SD yang ditunjukkan dengan nilai tertinggi, yaitu 93,80. Hal ini wajar karena tingkat SD memang sudah menjangkau sampai desa terpencil dan yang jauh lokasinya. TK memang paling tidak merata karena belum merupakan kewajiban untuk masuk sekolah sehingga sampai sekarang ini belum digalakkan atau belum ada program pemerintah agar anak masuk TK.

Jenjang pendidikan yang paling bermutu adalah tingkat SM walaupun nilainya hanya 68,86 dan masih di bawah 100. Hal ini juga wajar karena lokasi tingkat SM lebih baik, daerah kota, mudah dijangkau dan prasarana yang mendukung jika dibandingkan dengan tingkat SD dan SMP yang lokasinya ada yang sulit dijangkau. Sesuai dengan lokasi tingkat SD yang jauh dan terkadang sulit dijangkau atau daerah terpencil sehingga wajar jika tingkat SD yang paling tidak bermutu.

Tabel 11

Analisis Indikator Pendidikan (setelah konversi dan bobot)

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

Indikator Pemerataan

No.

Jenjang

APK

ASK/

AM

R-S/Sek

R-S/K

R-K/RK

Jml

1.

TK

4.87

0.98

8.15

8.21

10.10

32.32

2.

SD/MI

56.25

13.48

8.15

6.95

8.96

93.80

3.

SMP/MTs

37.37

17.02

7.22

7.57

10.18

79.36

4.

SM/MA

24.73

13.83

8.89

7.54

9.06

64.04

Indikator Mutu

%GL

%RKb

%Perp

AL

AU

APS

Jml

1.

TK

10.27

34.76

-

-

-

-

45.03

2.

SD/MI

0.65

6.73

1.31

14.51

0.23

0.04

22.93

3.

SMP/MTs

25.09

12.61

7.93

18.81

0.04

0.08

64.32

4.

SM/MA

29.08

13.63

7.19

19.05

0.03

0.06

68.86

Indikator Efisiensi

KE

AB

RLB

RKM

Jml

1.

SD/MI

45.78

19.64

14.11

13.65

93.17

2.

SMP/MTs

47.99

19.73

14.90

14.25

96.87

3.

SM/MA

48.11

19.73

14.95

14.25

97.04

Kondisi yang paling baik adalah pendidikan yang efisien, ternyata ketiga jenjang pendidikan itu hampir semuanya mendekati nilai 100 berarti mendekati efisien, sedangkan tingkat SD yang terendah yaitu 93,17 sedangkan tingkat SMP dan SM masing-masing 96,87 dan 97,04. Dengan demikian, dalam menggunakan rumusan di atas maka yang paling efisien adalah tingkat SM dengan nilai terbesar.

Tabel 12

Nilai Pencapaian Keberhasilan Program

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2006/2007

Pendidikan

No.

Indikator

Merata

Bermutu

Efisien

Berhasil

1.

TK

32.32

45.03

-

38.67

2.

SD/MI

93.80

22.93

93.17

69.96

3.

SMP/MTs

79.36

64.32

96.87

80.19

4.

SM/MA

64.04

68.86

97.04

76.65

Rata-rata

67.38

50.29

95.69

66.37


Grafik 13

Nilai Pencapaian Masing-masing Indikator Pendidikan

Tahun 2006/2007

Dengan melihat pencapaian atau keberhasilan sejumlah indikator untuk setiap jenjang pendidikan yang terdapat pada Tabel 12 maka dapat dikatakan bahwa tingkat SMP mempunyai kinerja atau keberhasilan yang paling unggul (80,19) jika dibandingkan dengan tingkat SM (76,65) dan SD (69,96). Namun, bila dibandingkan dengan TK maka terjadi kesenjangan yang cukup besar karena TK hanya 38,67 hampir separuh dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kinerja tingkat SMP yang lebih unggul dibandingkan dengan tingkat SM, SD dan TK. Kinerja tingkat SMP paling unggul karena termasuk dalam program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang sedang digalakkan dan akan dituntaskan pada tahun 2008.

Masih pada Tabel 12, bila masing-masing indikator dirata-rata untuk setiap strategi pembangunan pendidikan maka rata-rata pendidikan yang efisien menduduki porsi paling tinggi, yaitu 95,69 sedangkan pendidikan yang bermutu paling rendah, yaitu 50,29. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa agar pendidikan berhasil maka perlu diadakan perubahan atau perbaikan dalam pemerataan karena hanya mencapai 67,38 dan peningkatan mutu yang hanya mencapai 50,29 sedangkan efisiensi pendidikan agar tetap dipertahankan.


Grafik 14

Nilai Pencapaian Keberhasilan Program

Tahun 2006/2007

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Badan Pusat Statistik, Propinsi Sumatera Selatan dalam Angka 2006, Palembang, 2007

Biro Perencanaan, Data dan Indikator untuk Penyusunan Program Pembangunan Pendidikan, Jakarta: Sekretariat Jenderal, 2002

Centre for Political Studies, Otonomi Potensi Masa Depan Republik Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001

Dinas Pendidikan Nasional, Profil Pendidikan Tahun 2006/2007, Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Sumatera Selatan, Palembang, 2007

Pusat Statistik Pendidikan, Statistik dan Indikator Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2006/2007, Jakarta: Balitbang, 2007

Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Pengkajian 13 Indikator Pendidikan, Jakarta, 2002

Pusat Statistik Pendidikan, Keberhasilan Program Pembangunan Pendidikan, Jakarta, 2007

www.sumsel.go.id

INFORMASI DAN DATA PENDIDIKAN

Rabu, 17 Desember 2008

DAFTAR SEKOLAH YANG MENDAPAT JATAH PROGRAM INTERNET GRATIS TAHUN 2009

LOKASI NODES JARDIKNAS ZONA SEK0LAH (SCHOOLNET) TAHUN 2009











A = on mulai Oktober 2008 | B = on mulai November 2008 | C = on mulai Desember 2008 | D = on mulai Januari 2009 | Status sekolah: Negeri [N] atau Swasta [S]
No. Prov. On Nama Sekolah Status Alamat Desa / Kelurahan Kecamatan Provinsi Kode Pos Telepon












SUMATERA SELATAN






16522 1 A MA N 1 LUBUK LINGGAU N LUBUK LINGAU
LUBUK LINGGAU TIMUR SUMATERA SELATAN 31628 0733322144
16523 2 A MA N 1 PALEMBANG N JL. INSPEKTUR MARZUKI
ILIR BARAT I SUMATERA SELATAN 30138 0711410209
16524 3 A MA N 2 LAHAT N JL. KAPTEN SAIBUNA
LAHAT SUMATERA SELATAN 31614 0731322121
16525 4 A MA N GUMAWANG OKU N JL. MARGA PEMUKA BANGSA RAJA
BELITANG SUMATERA SELATAN 32182 0735450128
16526 5 A MA N PAGAR ALAM N JL. LETJEN R SUPRAPTO
PAGAR ALAM SELATAN SUMATERA SELATAN 31527 0730621920
16527 6 A MA N PRABUMULIH N JL. MADRASAH II
PRABUMULIH TIMUR SUMATERA SELATAN 31113 0713323645
16528 7 A MA N SAKATIGA N DESA SAKATIGA
INDERALAYA SUMATERA SELATAN 30662 0711580172
16529 8 A MA N SEKAYU N JL. KOL WAHID UDIN 570
SEKAYU SUMATERA SELATAN 30711 0714321413
16530 9 A SMA N 1 LAHAT N JL. MAYOR RUSLAN I PASAR BARU LAHAT LAHAT SUMATERA SELATAN 31411 0731322086
16531 10 A SMA N 2 LAHAT N JL. JAKSA AGUNG R. SUPRAPTO BANDAR AGUNG LAHAT SUMATERA SELATAN 31414 0731321278
16532 11 A SMA N 2 LUBUKLINGGAU N JL. MAYOR TOHA TABA PINGIN II LUBUKLINGGAU TIMUR SUMATERA SELATAN 31626 0733451230
16533 12 A SMA N 3 LAHAT N JL. PENGHIJAUAN BANDAR JAYA BANDAR AGUNG LAHAT SUMATERA SELATAN 31414 0731322506
16534 13 A SMA N 4 LUBUKLINGGAU N SIRINGAGUNG SIRINGAGUNG LUBUKLINGGAU SELATAN SUMATERA SELATAN 31662 0733451718
16535 14 A SMK N 1 OKU N JL. PROF.IR SUTAMI 0176 PASAR LAMA BATURAJA TIMUR SUMATERA SELATAN 32115 0735320409
16536 15 A SMK N 2 N JL. DEMANG LEBAR DAUN 20 ILIR DAERAH IV ILIR TIMUR I SUMATERA SELATAN 30137 0711352630
16537 16 A SMK N 2 LAHAT N JL. BANDAR AGUNG LAHAT BANDAR AGUNG LAHAT LAHAT SUMATERA SELATAN 31414 0731321731
16538 17 A SMK N 2 LUBUKLINGGAU N JL. GARUDA LUBUK AMAN LUBUK AMAN LUBUKLINGGAU BARAT SUMATERA SELATAN 32626 0733322676
16539 18 A SMK N 2 OKU N JL. IMAM BONJOL SUKARAYA BATURAJA TIMUR SUMATERA SELATAN 32112 0735320131
16540 19 A SMK N 3 OGAN KOMERING ULU N JL. IMAM BONJOL 695 BATURAJA BATURAJA TIMUR BATURAJA TIMUR SUMATERA SELATAN 32112 0735320906
16541 20 A SMP N 2 LAHAT N JL. LETNAN AMIR HAMZAH I LAHAT PASAR BARU LAHAT SUMATERA SELATAN 31410 0731321735
16542 21 A MA AL FATAH S JL. KH. ZAINAL ABIDIN FIKRY
ILIR TIMUR I SUMATERA SELATAN 30126 0711353276
16543 22 A MA AL FIRDAUS S JL. TAQWA - SEI SELINCAH
KALIDONI SUMATERA SELATAN 30119 0711718914
16544 23 A MA AL ITTIFAQIYAH S DESA INDERALAYA
INDERALAYA SUMATERA SELATAN 30662 0711580017
16545 24 A MA AL MUHAJIRIN YKIM S JL. JEND. SUDIRMA N
TUGU MULYO SUMATERA SELATAN 31612 0733371570
16546 25 A MAK MUHAMMADIYAH 1 S JL. KH.A. DAHLAN 23 B
ILIR BARAT I SUMATERA SELATAN 30135 0711351750
16547 26 A SMA PGRI 01 LAHAT S JL. KEMALA BANDAR AGUNG LAHAT SUMATERA SELATAN 31414 0731322252
16548 27 A SMA SANTO YOSEF LAHAT S JL. SEKOLAH 13 GUNUNG GAJAH LAHAT SUMATERA SELATAN 31418 0731321576
16549 28 A SMK MUHAMMADIYAH LUBUKLINGGAU S JL. GARUDA HITAM PASAR PERMIRI LUBUKLINGGAU BARAT SUMATERA SELATAN 31612 0733323628
16550 29 A SMK PGRI 01 LUBUKLINGGAU S JL. JENDRAL SUDIRMA N MEGANG MEGANG LUBUKLINGGAU TIMUR SUMATERA SELATAN 31628 0733325597
16551 30 A SMK TIARA LAHAT S JL. PERUMNAS ORYZA LAHAT BANDAR AGUNG LAHAT SUMATERA SELATAN 31414 0731325006
16552 31 B MA N 2 PALEMBANG N JL. JEND. SUDIRMA N KM 3,5
KEMUNING SUMATERA SELATAN
0711363875
16553 32 B MA N 3 PALEMBANG N JL. INSPEKTUR MARZUKI
ILIR BARAT I SUMATERA SELATAN
0711411712
16554 33 B MA N BATURAJA TIMUR N JL. DR. MOH. HATTA 651
BATURAJA TIMUR SUMATERA SELATAN
0735320772
16555 34 B MI N PALEMBANG 1 N JL. JEND. SUDIRMA N KM. 4
ILIR TIMUR I SUMATERA SELATAN
0711360115
16556 35 B MTS N BATURAJA N JL. KOL. BARLIAN 26
BATURAJA BARAT SUMATERA SELATAN
0735321698
16557 36 B MTS N JAMBAT BALO PAGARALAM N JL. KOMBES H UMAR PAGARALAM
PAGAR ALAM UTARA SUMATERA SELATAN
0730622113
16558 37 B MTS N TANJUNG RAJA N JL. BELANTI 397
TANJUNG RAJA SUMATERA SELATAN
0712351242
16559 38 B SD N 001 N JL. SAMBU KAPTEN A. RIFAI 26 ILIR ILIR BARAT I SUMATERA SELATAN
0711368564
16560 39 B SD N 025 ILIR BARAT I N JL. PUNCAK SEKUNING LONOK PAKJO ILIR BARAT I SUMATERA SELATAN
0711366881
16561 40 B SD N 126 SEBERANG ULU I N JL. A.YANI LR. MANGGIS SILABERANTI SEBERANG ULU I SUMATERA SELATAN
0711517105
16562 41 B SMA N 1 N JL. SRIJAYA NEGERA BUKIT BESAR LOROK PAKJO ILIR BARAT I SUMATERA SELATAN
0711351127
16563 42 B SMA N 1 KOTA AGUNG N DESA PAGAR RUYUNG PAGAR RUYUNG KOTA AGUNG SUMATERA SELATAN
0730641112
16564 43 B SMA N 14 PALEMBANG N JL. PANGERAN AYIN KENTEN KENTEN ILIR TIMUR II SUMATERA SELATAN
0711811588
16565 44 B SMA N 16 PALEMBANG N JL. LEBAK MURNI SAKO SAKO SUMATERA SELATAN
0711511227
16566 45 B SMA N 19 N JL. GUBERNUR H. A. BASTARI PERUM OPI 15 ULU SEBERANG ULU I SUMATERA SELATAN
07117077785
16567 46 B SMA N 4 N JL. KI ANWAR MANGKU PLAJU PLAJU ULU PLAJU SUMATERA SELATAN
0711541957
16568 47 B SMA N 4 OKU N JL. GATOT SUBROTO TENDIKAT BATURAJA BARAT SUMATERA SELATAN
0735323922
16569 48 B SMA N 7 N JL. TAQWA MATA MERAH SEI SELINCAH SEI SELINCAH KALIDONI SUMATERA SELATAN
0711720321
16570 49 B SMK N N JL. BANDAR AGUNG LAHAT BANDAR AGUNG LAHAT SUMATERA SELATAN
0731323023
16571 50 B SMK N 1 LUBUKLINGGAU N JL. JENDRAL SUDIRMAN MEGANG 1 LUBUKLINGGAU TIMUR SUMATERA SELATAN
0733322132
16572 51 B SMP N 1 OKU N JL. HS.SIMANJUNTAK KEMALARAJA BATURAJA TIMUR SUMATERA SELATAN
0735320086
16573 52 B SMP N 1 TEBING TINGGI N JL. TEBING BENTENG TEBING TINGGI TEBING TINGGI SUMATERA SELATAN
070221019
16574 53 B SMP N 2 LUBUKLINGGAU N JL. LETKOL SUKIRNO TABA PINGIN TABA PINGIN LUBUKLINGGAU TIMUR SUMATERA SELATAN
0733451481
16575 54 B SMP N 2 PAJAR BULAN N JL. RAYA DESA KARANG CAYA KARANG CAYA PAJAR BULAN SUMATERA SELATAN
0730623588
16576 55 B SMP N 28 OKU N JL. PADAT KARYA SUKARAYA BATURAJA TIMUR SUMATERA SELATAN
0735321386
16577 56 B SMP N 3 N JL. ARIODILLAH 2280 KAMBOJA ILIR TIMUR I SUMATERA SELATAN
0711353115
16578 57 B SMP N 3 LAHAT N JL. SERMA SERIP LAHAT PASAR BARU LAHAT LAHAT SUMATERA SELATAN
0731322522
16579 58 B SMP N 3 LUBUKLINGGAU N JL. JENDRAL SUDIRMA N MEGANG LUBUKLINGGAU TIMUR SUMATERA SELATAN
0733322171
16580 59 B SMP N 3 OKU N JL. BBL KULON 0808 PASAR LAMA BATURAJA TIMUR SUMATERA SELATAN
0735320083
16581 60 B SMP N 38 N JL. TANJUNG SARI BUKUTI SANGKAL KALIDONI SUMATERA SELATAN
0711813524
16582 61 B SMP N 4 LAHAT N GUNUNG GAJAH LAHAT TENGAH LAHAT SUMATERA SELATAN
0731322534
16583 62 B SMP N 42 N JL. GOTONG ROYONG SUNGAI BUAH ILIR TIMUR II SUMATERA SELATAN
0711712806
16584 63 B SMP N 44 N JL. PANCA USAHA 2145 5 ULU DARAT SEBERANG ULU I SUMATERA SELATAN
0711516501
16585 64 B SMP N 50 N JL. JENDERAL BAMBANG UTOYO 119A DUKU ILIR TIMUR II SUMATERA SELATAN
0711714315
16586 65 B SMP N 8 N JL. URIP SUMOHARJO 2 ILIR PALEMBANG 2 ILIR ILIR TIMUR II SUMATERA SELATAN
0711710057
16587 66 B MA AR RIYADH S JL. KH AZHARI 59
SEBERANG ULU II SUMATERA SELATAN
0711517242
16588 67 B MA DARUL ABROR S JL. TIRTA HARJA JALUR 14 AIR SUGIHA
MUARA PADANG SUMATERA SELATAN
0711816741
16589 68 B MA DARUL ISHLAH S JL. DEPATI SAID GG. PELITA
LUBUK LINGGAU BARAT SUMATERA SELATAN
0733322559
16590 69 B MA MAZRO 'ILLAH S JL. YOS SUDARSO KM. 9
LUBUK LINGGAU SELATAN SUMATERA SELATAN
0733451763
16591 70 B MA NASYRIL ISLAMIYAH S JL. KH. AZHARI LR.PRATU
SEBERANG ULU I SUMATERA SELATAN
0711510196
16592 71 B MA NURUSSALAM S JL. SIDOGEDE BELITANG OKU
BELITANG SUMATERA SELATAN
0735451499
16593 72 B MA PERGURUAN ISLAMIYAH S PAGARALAM UTARA
PAGAR ALAM UTARA SUMATERA SELATAN
0730621159
16594 73 B MA RAUDHATUL ULUM SAKATIGA S DESA SAKATIGA
INDERALAYA SUMATERA SELATAN
0711581741
16595 74 B MA TERPADU YP. AMALIYAH S JL. BANTEN II 1001
SEBERANG ULU II SUMATERA SELATAN
0711511937
16596 75 B MA YPII AL IHSANIYAH S JL. SUDIRMA N 32 TALANG UBI PENDO
TALANG UBI SUMATERA SELATAN
0713391611
16597 76 B MI AHLIYAH II S JL. DEPATEN LAMA
ILIR BARAT II SUMATERA SELATAN
0711377674
16598 77 B SDK FRATER XAVERIUS 2 S JL. KOL. ATMO 4 17 ILIR ILIR TIMUR II SUMATERA SELATAN
0711356313
16599 78 B SMA BUDI UTOMO S JL. BEGAWAN SOLO ULAK SURUNG I LUBUKLINGGAU BARAT SUMATERA SELATAN
0733323353
16600 79 B SMP XAVERIUS LUBUK LINGGAU S LUBUK AMAN LUBUK AMAN LUBUKLINGGAU BARAT SUMATERA SELATAN
0733321365
16601 80 C MA N SEKAYU N JL. KOL WAHID UDIN 570
SEKAYU SUMATERA SELATAN 30711 0714321413
16602 81 C SD N 027 N JL. HOKKY 558 KAMPUS PALEMBANG LOROK PAKJO ILIR BARAT I SUMATERA SELATAN 30137 0711369436
16603 82 C SD N 160 N JL. SRI JAYA KM. 5.5 SRIJAYA SUKARAMI SUMATERA SELATAN
0711416818
16604 83 C SD N 171 N KOMP. MARKAREBET TALANG KELAPA SUKARAMI SUMATERA SELATAN 30154 0711416269
16605 84 C SD N 188 BERUBAH SD N 151 N JL. PERINDUSTRIAN I KM. 9 KEBUN BUNGA SUKARAMI SUMATERA SELATAN 30152 0711418447
16606 85 C MA AL MUHAJIRIN YKIM S JL. JEND. SUDIRMA N
TUGU MULYO SUMATERA SELATAN 31612 0733371570
16607 86 C MI ADABIYAH II S JL. PUNAI 2 ILIR
ILIR TIMUR II SUMATERA SELATAN 30114 0711352790
16608 87 C MI AZHARIYAH SATU S JL. KH. ABDULLAH AZHARY
SEBERANG ULU II SUMATERA SELATAN 30262 0711513863
16609 88 C MI DAARUL AITAM 2 S JL. JAYA INDAH LR RUKUN
SEBERANG ULU II SUMATERA SELATAN 30264 0711517877
16610 89 C MI IKHLASIYAH S JL. RENCO OGAN BARU
SEBERANG ULU I SUMATERA SELATAN 30258 0711517096
16611 90 C MI ISLAM TELADAN S JL. RAMBUTAN 6
ILIR BARAT II SUMATERA SELATAN 30144 0711352910
16612 91 C MI JIHADIYAH S JL. SULTAN AGUNG 228
ILIR TIMUR II SUMATERA SELATAN 30117 0711714119
16613 92 C MI MA'HAD ISLAMIYAH S JL. KH. FAQIH USMA N 1 ULU
SEBERANG ULU I SUMATERA SELATAN 30257 0711512780
16614 93 C MI MUJAHIDIN S JL. SLAMET RIADY L. KIDUL
ILIR TIMUR II SUMATERA SELATAN 30115 0711716821
16615 94 C MI MUNAWARIYAH S JL. KH. A. AZHARI 13 ULU
SEBERANG ULU II SUMATERA SELATAN 30263 0711516216
16616 95 C SD N.U S JL. A.YANI 9 - 10 ULU SEBERANG ULU I SUMATERA SELATAN
0711519660
16617 96 D SD N 001 N JL. SAMBU KAPTEN A. RIFAI ILIR BARAT I 26 ILIR SUMATERA SELATAN
0711-368564
16618 97 D SD N 001 N JL. SAMBU KAPTEN A. RIFAI ILIR BARAT I 26 ILIR SUMATERA SELATAN
0711-368564
16619 98 D SD N 015 N JL. MACAN LINDUNGAN ILIR BARAT I BUKIT BARU SUMATERA SELATAN 30139 0711-444588
16620 99 D SD N 015 N JL. MACAN LINDUNGAN ILIR BARAT I BUKIT BARU SUMATERA SELATAN 30139 0711-444588
16621 100 D SD N 031 N JL. INSPEKTUR MARZUKI LRG. BAKTI ILIR BARAT I SIRING AGUNG SUMATERA SELATAN 30138 417803
16622 101 D SD N 036 N 29 ILIR ILIR BARAT II 29 ILIR SUMATERA SELATAN
350958
16623 102 D SD N 04 N JL. PADANG SELASA ILIR BARAT I BUKIT LAMA SUMATERA SELATAN 30139 314915
16624 103 D SD N 04 N JL. PADANG SELASA ILIR BARAT I BUKIT LAMA SUMATERA SELATAN 30139 314915
16625 104 D SD N 048 N JL. SEMPAYO KEMANG MANIS ILIR BARAT II KEMANG MANIS SUMATERA SELATAN 31044 378632
16626 105 D SD N 071 N JL. MANGKU BUMI ILIR TIMUR 3 ILIR SUMATERA SELATAN 30116 0711-714755
16627 106 D SD N 1 JARAI N JARAI JERAI JARAI SUMATERA SELATAN 31591 0730-623082
16628 107 D SD N 113 PLG N JL. KAP.MARJUKI ILIR TIMUR I 20 ILIR III SUMATERA SELATAN
372413
16629 108 D SD N 18 JARAI N JARAI JERAI JARAI SUMATERA SELATAN 31591 621101
16630 109 D SD N 28 N JL. SEI TAWAR ILIR BARAT II 29 ILIR SUMATERA SELATAN
350958
16631 110 D SD N 32 LAHAT N BANDAR AGUNG LAHAT BANDAR AGUNG SUMATERA SELATAN
0731-3323374
16632 111 D SD N 46 OKU N JL. LET TUKIRAN 284 TL JAWA BATURAJA BARAT TL JAWA SUMATERA SELATAN
0735-323706
16633 112 D SD N 46 OKU N JL. LET TUKIRAN 284 TL JAWA BATURAJA BARAT TL JAWA SUMATERA SELATAN
0735-323706
16634 113 D SD N IV PANGKALAN BALAI N DESA PANGKALAN BALAI BANYUASIN III PANGKALAN BALAI SUMATERA SELATAN 34753 (0711) 891299
16635 114 D SD N IV PANGKALAN BALAI N DESA PANGKALAN BALAI BANYUASIN III PANGKALAN BALAI SUMATERA SELATAN 34753 (0711) 891299
16636 115 D SD N KAYU AGUNG N SIDA KERSA KOTA KAYU AGUNG SIDA KERSA SUMATERA SELATAN
322244
16637 116 D SD N KIKIM TIMUR 03 N JL. HBR. MOTIK KIKIM TIMUR BUNGAMAS SUMATERA SELATAN 31452 0731 - 363129
16638 117 D SD YSPP I N JL. MAYOR ZEN KOMPLEK PETANG.PUSRI PLG KALIDONI SUNGAI SELAYUR SUMATERA SELATAN
712.111.PES.3794
16639 118 D SMP N 28 OKU N JL. PADAT KARYA BATURAJA TIMUR SUKARAYA SUMATERA SELATAN 32112 (0735)321386
16640 119 D SMP N 3 N JL. ARIODILLAH 2280 ILIR TIMUR I KAMBOJA SUMATERA SELATAN 30129 0711-353115
16641 120 D SMP N 3 TEBING TINGGI N JL. GURU TALANG BANYU 81 TEBING TINGGI TANJUNG KUPANG SUMATERA SELATAN 31453 0702-21179
16642 121 D SMP N 4 LAHAT N GUNUNG GAJAH LAHAT LAHAT TENGAH SUMATERA SELATAN
0731-322534
16643 122 D SMP N 5 LUBUKLINGGAU N JL. KARYA BAKTI LUBUKLINGGAU TIMUR JAWA KIRI II SUMATERA SELATAN 31622 0733325422
16644 123 D SMP N 53 N JL. SEMATANG KOMP. SANGKURIANG SAKO SAKO SUMATERA SELATAN 30163 0711-822792
16645 124 D SMP N 55 N JL. KOL. SULAIMAN AMIN KM. 7.5 SUKARAMI KARYA BARU SUMATERA SELATAN
0711-7077549
16646 125 D SMP N 6 LUBUKLINGGAU N JL. JENDRAL SUDIRMAN LUBUKLINGGAU TIMUR MEGANG II SUMATERA SELATAN 31628 (0733) 323237
16647 126 D SMP N 8 OKU N UNIT 11 TRANS.BATUMARTA BATURAJA TIMUR BATUMARTA 11 SUMATERA SELATAN 32152 (0735)373063
16648 127 D SMP N 9 OKU N JL. DR.SUTOMO TA NJUNG KEMALA 247 BATURAJA TIMUR TANJUNG KEMALA SUMATERA SELATAN 32151 (0735)324869
16649 128 D SD FRANSISKUS S JL. KOMISARIS UMAR 30 BATURAJA BARAT AIR GADING SUMATERA SELATAN 32121 0735-326405
16650 129 D SD FRANSISKUS S JL. KOMISARIS UMAR 30 BATURAJA BARAT AIR GADING SUMATERA SELATAN 32121 0735-326405
16651 130 D SD HOSANNA S JL. DEMPO DALAM 1084 AB ILIR TIMUR II 15 ILIR SUMATERA SELATAN
365990
16652 131 D SD INDRIASANA S JL. BANGAU 1271 ILIR TIMUR II 9 ILIR SUMATERA SELATAN
361738
16653 132 D SD MUHAMMADIYAH S DESA BETUNG BETUNG BETUNG SUMATERA SELATAN 30758 (0711) 893331
16654 133 D SD MUHAMMADIYAH S DESA BETUNG BETUNG BETUNG SUMATERA SELATAN 30758 (0711) 893331
16655 134 D SD XAVERIUS 5 S SEI PANGERAN ILIR TIMUR II SEI PANGERAN SUMATERA SELATAN
360159
16656 135 D SD XAVERIUS 6 S JL. KOL.ATMO 04 ILIR TIMUR II 17 ILIR SUMATERA SELATAN
367006
16657 136 D SDK FRATER XAVERIUS 2 S JL. KOL.ATMO 4 ILIR TIMUR II 17 ILIR SUMATERA SELATAN
711-356313
16658 137 D SMP BHAKTI IBU 11 LUBUKLINGGAU S TABA PINGIN II LUBUKLINGGAU TIMUR TABA PINGIN II SUMATERA SELATAN 31627 (0733)324135
16659 138 D SMP MUHAMMADIYAH 1 S BANDUNG KIRI LUBUKLINGGAU BARAT BANDUNG KIRI SUMATERA SELATAN 31612 0733 323628
16660 139 D SMP N 3 ICM LUBUKLINGGAU S KELURAHAN RAHMAH LUBUKLINGGAU SELATAN RAHMAH SUMATERA SELATAN 31626 0733 - 451285
16661 140 D SMP NUSA LUBUKLINGGAU S BATU URIP LUBUKLINGGAU TIMUR BATU URIP SUMATERA SELATAN
0733 324851

DAFTAR NAMA TEKNISI DAN HELPDESK JARDIKNAS KABUPATEN/KOTA SE SUMATERA SELATAN








DAFTAR NAMA TEKNISI DAN HELPDESK
KABUPATEN/KOTA SE SUMATERA SELATAN


NO NAMA/NIP TUGAS ASAL INSTANSI ALAMAT KANTOR Hp/Telp
1 2 3 4 5 6
1 Trisna Anugrah Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Jend.A.Yani No.05 O85669393636
Kab. Muara Enim Muara Enim O734421042
2 Yasir Arasi, ST Teknisi Dinas Pendidikan Jl.KS.Tubun No.10 O8127139675
Prov. Sumsel Palembang
3 Nopi Eko hermansyah, A.Md Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Kol.Wahid Udin Kel. 08117103406/
Kab. Musi Bayuasin serasa Jaya Muba. O8194830577
4 Pebryiansah Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Lintas Sumatra KM.12,5 O81373631526
Kab. Musi Rawas Muara Beliti
5 Lifriansyah, ST Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Puskesmas No.86 O81377778205
Kab. OKU selatan Muara Dua
6 Erwin, S.Pd., M.Pd. Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Lintas Sumatra KM.7 O81368438668
Kab. OKU Timur Kota Baru Sel.Martapura
7 Sukimo, S.Pd Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Lasakar Wanita Mintarjo O730621209
Kota Pagar Alam Komp.Perkantoran G.Epre
8. Drs. Niryol Neldi Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Pembangunan Komp. O81532552433
Kota Lubuk Linggau Pemda
9. Irwanto Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Lintas Sumatra KM.3,5 O7O2 21406
Kab. Empat Lawang Tebing Tinggi O85268985293
10. Ferdiyan Ahmad, ST Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Lintas Timur KM.35 O8127813957
Kab. Ogan Ilir Komp.Pemda Indralaya
11. M. Anton Andika, SIP,M.Si Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Letnan Darna Jambi O712321269
Kab. OKI Suka Dana O81538O3521
12. Arlan Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Dr.Wahyudin No.03 O81367345579
Kota Palembang Palembang
13 Firawansyah, S.Pd Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Kol.Berlian Bandar Jaya O81377888543
Kab. Lahat Lahat
14 Slamet Nuryanto, S.Sos Teknisi Dinas Pendidikan Komp.Pemkab Banyuasin O81368495648
Kab. Banyuasin No.24 Bekojo Pang. balai
15 Yose Erpan Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Kemiling Permai No.0085 O81632287007
Kab. OKU Batu Raja O735326110
16 Zulkarnain Teknisi Dinas Pendidikan Jl.Jend.A.Yani No.9 O81367130660
Prabumulih Prabumulih O713321490
17 Giyatmi,SE Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Balap sepeda Lororong O8127898490
Kota Palembang Muhajirin 4
18 Mahmud, SH Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Penukal No.102 O81373751252
Kab. Muara Enim Muara Enim
19 Awalluddin, S.Pd, M.Si. Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.KS.Tubun No.10 O81368249333
Prov. Sumsel Palembang
20 Mawarita, SE Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Kol.Wahid Udin Lk.1 O81377762776
Kab. MUBA Kel.Serasan Jaya MUBA
21 Rubiani Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Lintas Sumatra Km.12,5 O81373128036
Kab. Musi Rawas Belin
22 Ediansyah, S.Kom Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.A.Yani No.9 O85267093690
Prabumulih Prabumulih O713321490
23 Popy Wulandari Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Puskesmas Lama O85273674653
Kab. OKU Selatan Muara dua OKU Selatan
24 Jajang Eviyanti, S.Kom Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Kemiling Permai NO.0085 O85769019380
Kab. OKU OKU
25 Wuri Asih, S.Pd. Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Lintas Sumatra KM.7 O81271218781
Kab. OKU Timur Martapura
26 Martiama Nura Dewi Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Lasakar Wanita Mentarjo O81367390601
Kota Pagar Alam Komp.Perkantoran G.Gari
27 Tabrani, SE. Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Pembangunan 5 O81977808316
Kota Lubuk Linggau Kota Lubuk Linggau
28 Makmur Legiaman Pane Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Lintas Sumatra KM.3,5 O81371331406
Kab. Empat Lawang Tebing TinggiEmpat lawang O70221406
29 Hartawan Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Lintas Timur KM.35 O8127862823
Kab. Ogan Ilir Komp.Pemda Indrallaya
30 Antoni, ST. Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Let.Darna Jmabi O8127864232
Kab. OKI Kayu Agung OKI
31 Tajeri, SH. Helpdesk Dinas Pendidikan Jl.Bandar Jaya O85268720063
Kab. Lahat Lahat
32 Edi Arwan Helpdesk Dinas Pendidikan Komp.Pemkab No.24 O85268747508
Kab. Banyuasin Kab.Banyuasin